Dulu aku sangat menggemari cerita-cerita bertema fantasi. Entah itu cerita dari film, cerpen, komik,atau novel. Menurutku, dunia dalam cerita-cerita fantasi itu lebih keren dibanding dunia nyata. Tokoh-tokohnya lebih menarik, bijak, dan berakhlak lebih mulia; alur ceritanya lebih seru dan menengangkan; latar belakangnya lebih kaya dan bervariasi; lebih imajinatif; dan banyak plot twist/kejutan.
Salah satu dunia fantasi yang paling mempesonaku adalah dunia dalam
cerita "One Piece". Menurutku, penokohan, alur, latar tempat, misteri,
drama, dan kejutan-kejutan dalam cerita tersebut terasa sangat sempurna dan mempesona.
Saking terpesonanya diriku, aku pernah menulis buku setebal 300 hlaman
berjudul Teori “One Piece” yang berisi tentang tebakan akhir cerita One
Piece.
Mungkin di antaramu ada yang pernah membacanya, mungkin
juga belum. Yang mana pun, tidak masalah. Akan aku jelaskan secara
ringkas isinya. Dalam buku tersebut, aku menebak akan terjadi hal-hal
berikut ini:
1. Munculnya “sang terpilih”, alias orang yang ditakdirkan akan menyatukan umat manusia di seluruh dunia
2. “Sang terpilih” akan mengungkapkan kebenaran tentang dunia
3. “Sang terpilih” akan memulai perang terbesar yang pernah terjadi
dalam sejarah. Musuhnya adalah penyembunyi kebenaran dan penyebar
fitnah.
4. “Sang terpilih” akan memenangkan peperangan. Umat
manusia di seluruh dunia akan bebas dari rezim kekejaman, lalu bersatu
dalam kedamaian.
5. Cerita berakhir
Tebakan-tebakan itu aku buat berdasarkan riset yang cukup mendalam.
***
Nah, sekitar pertengahan tahun 2016, adikku membaca buku Teori “One
Piece” dan dia sangat terkejut. Pasalnya, skenario akhir cerita dalam
buku itu sangat mirip dengan skenario dalam Islam yang bernama
“khilafah”.
"Khilafah"? Apa itu?
Terus terang, aku baru mendengarnya pertama kali waktu itu. Aku pun mencari tahu informasi tentangnya. Dan terkejut dibuatnya.
Apa itu khilafah, aku rasa kamu lebih tahu daripada aku. Aku anggap
kamu lebih memahami islam daripada aku sendiri. Jadi, tidak akan aku
ceritakan panjang lebar.
Namun, aku akan mencoba menceritakannya dari sudut pandang buku yang aku tulis tadi, yaitu sebagai berikut:
1. Islam kelak juga akan menurunkan sosok “sang terpilih” pada akhir zaman , yaitu Imam Mahdi dan Isa Al Masih
2. Mereka juga akan mengungkapkan kebenaran tentang dunia, tentang
islam, kepada orang-orang yang salah paham dan masih tersesat
3.
Mereka akan memimpin perang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah,
dengan musuh utama Dajjal ‘Al Masih’ si penyebar fitnah paling ulung
4. Perang akan dimenangkan oleh “sang terpilih” dan dunia akan bersatu di bawah bendera islam. Itulah “khilafah”
5. Kiamat
Kira-kira seperti itu sudut pandangku
Skenario itu adalah nurbuah dari nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi
wasallam yang diriwayatkan dalam hadits-hadits. Aku pribadi belum pernah
membaca langsung dari sumbernya. Namun, banyak ulama telah meriwayatkan
hal yang sama. Tentang 5 fase dalam Islam. Tentang khilafah. Tentang
penyatuan umat islam. Semua versi kurang lebih sama.
Jujur,
ketertarikanku akan dunia fantasi surut drastis begitu tahu tentang
khilafah. Ternyata dunia kita memiliki naskah cerita yang mirip, bahkan
lebih dahsyat dari cerita fiksi dan dunia fantasi mana pun. Dan bagian
paling menarik dari semuanya adalah kita terlibat di dalamnya.
Nah, tidak bisa dipungkiri, kebetulan atau tidak, disadari atau tidak, tanda-tanda menuju khilafah semakin merebak.
Belakangan ini, semakin banyak berita-berita hoax dan mengarah pada
fitnah, yang tujuannya memicu amarah dan memecah belah umat. Peperangan
di timur juga tak kunjung mereda. Kemudian, ada aksi-aksi pemimpin dari
negeri seberang yang mencoba memboikot umat Islam.
Namun di sisi
lain, persatuan umat Islam juga semakin terasa. Di dalam negeri, ada
rangkaian aksi bela islam 411, 212, hingga 112 yang bertujuan memperkuat
benteng islam. Di negeri seberang ada juga aksi-aksi demo Islam yang
menentang kebijakan sepihak penguasa.
Sedikit banyak terasa, ada pengerucutan menjadi dua kubu besar yang berlawanan. Tanda-tanda itu nyata.
Pertanyaannya adalah: bagaimana diri kita harus menyikapi semua itu?
Meminjam istilah dari flatearth101, menurutku langkah paling pertama
dan paling penting adalah “membangkitkan kesadaran”. Kita harus
menyadari bahwa khilafah akan terjadi dan kita SEMUA sedang terlibat di
dalam proses menuju ke sana.
Langkah kedua adalah mengambil tindakan.
Dimulai dari yang paling utama, yaitu melindungi ketauhidan yang telah
bersemayam di hati kita. Iringilah dengan amal kebaikan, tunaikan
kewajiban, jauhi larangan, dan menyibukkan diri dengan aktivitas
bermanfaat. Lakukan kegiatan yang sesuai dengan kekuatan dan kesanggupan
kita di jalan islam.
Langkah ketiga adalah menoleransi perbedaan, terutama antar umat islam.
Muslim itu datang dari berbagai kalangan, baik dari masyrakat awam,
ulama, tokoh politik, penegak hukum, pengusaha, dan banyak lagi.
Variannya tak terbatas. Dan, boleh jadi, antara satu muslim dengan yang
lain memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam menyikapi peristiwa.
Nah, jangan sampai perbedaan-perbe daan
itu membuatmu memihak pada yang satu dan membenci yang lainnya. Batasi
kekaguman dan kebencianmu pada tokoh-tokoh tertentu. Limpahkan
kekagumanmu terbesarmu hanya pada nabi Muhammad salallahu alaihi
wasallam dan kesetiaanmu hanya pada Islam. Dengan menoleransi perbedaan,
ketanangan hati kita akan terlindungi. Pun secara tidak langsung, kita
juga telah berjasa dalam pembentukan khilafah.
Mungkin tidak semua orang bisa mendeteksi niat tulus dan tindakan-tindak an
kita. Namun cukupkan malaikat sebagai pencatat dan Allah azza wa jalla
sebagai penimbang. Insya Allah, kita akan tercatat sebagai pejuang Islam
dan khilafah. Sebuah catatan yang semoga memudahkan jalan kita menuju
surga kelak.